Search This Blog

Cpx24.com CPM Program

Memutar Memori

Friday, October 23, 2009

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun"
"Anakku... anakku..."
"Ibu, yang sabar ya, ikhlas bu, ngucap.."

Siang itu tuhan sedang berbaik hati, memanggil seorang bayi yang baru berusia 4 hari dari tangan seorang perempuan.
Diiringi isak tangis perempuan itu dan tetangga yang sedang mencoba menabahkan hatinya, untuk kedua kalinya tuhan menguji imannya.

Prosesi pemakaman sederhana dilakukan keesokan harinya, masih terasa kesedihan itu.
Perempuan itu terhempas ke titik terendah dalam hidupnya, tidak berani menatap mentari.
Takut bertegur sapa dengan tetangga, pekerjaannya dia tinggal, merasa hidup ini begitu tidak memihak.

Tiga kali dia melahirkan, dua kali dia kehilangan.
Beruntunglah masih ada seorang anak yang bertahan dipelukannya, untuk mendapat kasih sayangnya.
Apalagi ketika itu cerita2 tentang kematian masih kental dengan mitos.
Bahkan ada yang bilang ini adalah sebuah bala.

"Kau dengar kata uwak itu kan..?"
"Apa pulak kau pikir-pikirkan itu, gak ada itu" si suami mencoba berpikir jernih, menenangkan perempuan itu.
"Tapi aku takut bang, masak aku menunggu kehilangan sampai tujuh kali baru hilang balanya, gak sanggup aku bang."
"Sudahlah, bukan kita yang mengatur urusan hidup mati. Kalau memang rejeki kita cuma satu itu, kita besarkan dia dengan baik."
"Bang, kalau yang satu itu juga diambil, ceraikanlah aku. Mungkin memang bawa bala aku dalam pernikahan kita ini."
"Jangan gila kau ya, pikiran macam apa itu.."

.....

Ternyata cerita itu tidak terbukti, bahkan tiga tahun setelah kematian yang kedua, perempuan itu melahirkan lagi, perempuan.
Tidak cukup disitu, dua tahun kemudian bayi perempuan lahir lagi dari rahimnya, semuanya sehat dan tumbuh normal.

"Masih percaya kau tentang bala itu, kau lihat apa yang tuhan kasih"
"Imanku tidak cukup kuat waktu itu, maafkan aku bang"
"Lalu ngapain lagi kau sering ke dokter buat cek2 kesehatan"
"Kupikir aku bisa hamil lagi bang.."
"Ah, gak ngerti aku lagi. Dulu kau menolak punya anak lagi, sekarang minta nambah kau"
"Siapa tahu dikasih lagi.."
"Ingat kau apa yang kubilang dulu, kalau rejeki kita cuma segini, ya sudah kita besarkan mereka baik2. Dan jangan suruh2 aku ke dokter, kau kira aku impoten hah"

.....

Setelah itu kehidupan berjalan baik, cerita tentang menambah keturunanpun sudah bukan lagi topik utama di keluarga itu. Hingga tujuh tahun berselang..

"Bang, aku hamil lagi.. gimana ini.." perempuan itu tidak siap, mengingat umurnya yang sudah bukan masa produktif lagi. Pada waktu itu KB bukan favorit para ibu2 kampung.
"Beginilah cara kerja tuhan, ingat apa yang kau bilang dulu. Mau nambah anak, dikasih malah bingung.."
"Tapi kenapa harus sekarang bang, saat aku mulai berpikir untuk membesarkan, bukan lagi meregang nyawa dan duduk menyusui, aku hampir memasuki masa menopause"
"Terus mau apa kau, mau kau tolak rejeki itu"
"Pokoknya ini terakhir aku melahirkan, jangan nambah lagi.."
"Sok2 mengatur pulak kau, disyukuri semuanya. Jagalah baik2 janin itu.."

.....

Bertambah lagi keluarga mereka, seorang bayi perempuan lahir dengan selamat.
Di awal2 kelahiran, si bayi sering sakit.
Fisiknya dinilai lemah oleh dokter, bahkan pernah dua hari menangis tanpa bisa didiamkan.
Perempuan itu mulai panik, teringat trauma masa lalunya tentang kehilangan.
Kali ini jangan ya tuhan, biarkan dia hidup, pinta perempuan itu dalam doa2nya.

Tuhan ternyata mendengar, bayi itu dibiarkan hidup dan berangsur pulih.
Perempuan itu begitu bersyukur, dan berjanji dalam hatinya, biarlah ini yang terakhir. Sudah cukup karunia ini, Empat anak ini jangan bertambah lagi.

Segala cara dia lakukan untuk mencegah, dari lebih banyak mengkonsumsi air tape sampai terapi pijat kampung yang katanya bisa meminimalkan efek hamil.
Apalagi umurnya sudah tidak bisa dibilang muda lagi, dia memang tidak mau lagi menambah anak.

Tapi tuhan berkehendak lain, dua tahun kemudian dia hamil lagi dan melahirkan seseorang yang saat ini sedang memutar memorinya menulis cerita ini.

....


Kutulis untuk ibuku, yang dengan beraninya bercerita tentang sebuah proses dalam perjalanan hidupnya.

*Maaf ibu, jurus2 menolak lahir itu tidak cukup kuat untuk menahanku melihat dunia dan menyusup diantara cinta kalian.. :)*

0 comments:

Post a Comment

Sonic Run: Internet Search Engine
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger template Brownium by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP