Yogyakarta Hari Ini
Wednesday, September 23, 2009
Pulang ke kotamu..
Ada setangkup haru dalam rindu...
Masih seperti dulu..
Tiap sudut menyapaku bersahabat..
Penuh Selaksa Makna..
Terhanyut aku akan nostalgia..
Saat kita sering luangkan waktu..
Nikmati bersama suasana Yogya..
Kebangetan jika ada yang tidak tahu lagu itu, kalaupun tidak hapal liriknya, paling tidak, ingat nadanya atau parah-parahnya, tahu lagunya..
Lagu yang sangat populer di era 90-an, yang dinyanyikan oleh KLA Project.
Aku teringat lagu itu, gara-gara Yogyakarta hari ini.
Yogya kota pelajar, kota kebudayaan, kota seniman, sering juga disebut Indonesia kecil karena hampir semua suku ada disini.
Mau cari orang Aceh sampai Papua , ada di Yogya.
Terlalu banyak cerita di Yogya, bukan hanya untukku tapi mungkin untuk semua orang yang pernah bersentuhan dengan Yogyakarta.
Aku mengenang semuanya, gara-gara Yogyakarta hari ini.
Mungkin banyak yang bertanya, ada apa dengan Yogya hari ini..
Sebetulnya Yogya baik-baik saja, aman, tentram, damai, hanya macet.
Yup Yogya macet hari ini, jalanan Yogya seharian ini dipenuhi kotak-kotak besi yang tumpah ruah seperti ikan kaleng.
Macet mungkin hal yang biasa di Jakarta, tapi di Yogya... buatku ini kejadian luar biasa..
Selama aku tinggal di Yogya, Baru sekarang kejadian macet gak karu-karuan ini terjadi.
Aku tidak tahu apakah ini efek lebaran, hingga orang-orang menyempatkan diri berlibur bersama keluarga ke kota ini, apalagi yang tinggal tidak jauh dari Yogya.
Ataukah gara-gara arus mudik dan arus balik hingga Yogya menjadi jalan lintas orang-orang yang sedang pulang kampung.
Atau Yogya memang seperti ini kalau libur lebaran, mungkin cuma aku yang berlebihan menanggapinya, maklumlah ini pertama kalinya aku berlebaran disini.
Biasanya kalau ada kejadian macet di Yogya, pasti ada sesuatu, kalau tidak tabrakan, orang kecelakaan mungkin juga razia polisi.
Tapi serius, tanpa kejadian di atas, Yogya benar-benar macet hari ini.
Terkesan berlebihan..? entahlah.. tapi Yogya benar-benar macet hari ini, sebetulnya sudah beberapa hari ini, sejak libur lebaran.
Beberapa teman yang tinggal di Yogya bahkan sudah dari kemarin menulis di status fb tentang macet Yogya.
Tapi aku baru merasakannya hari ini.
*kalimat ini sudah kuulang berapa kali ya..* :D
Dimulai dari aku keluar dari kos, ke jalan besar yang menghubungkan Yogya-Solo.
Woo... aku langsung disambut antrian kotak-kotak besi yang berderet rapi, untunglah aku pakai kuda besi, jadi bisa nyelip-nyelip.
Tapi tetap ini mengherankan, jalan disini biasanya santai-santai, sekarang malah harus seperti belut, meliuk-liuk mencari jalan.
Ingin kuurungkan niatku dan kembali ke kos, tapi mengingat tujuanku keluar memang membeli sesuatu yang penting, jadi terpaksalah aku mengikut dengan kemacetan itu.
Sudah kutabalkan di kepalaku, sudah kupasrahkan dalam hatiku, terserahlah ini mau makan waktu berapa lama tapi aku harus sampai kesitu, ke pusat kemacetan itu... Malioboro.
Dan terbukti memang lama sampainya, yang biasanya cuma 15-20 menit sekarang 1 jam lebih.
Banyaknya kotak besi, pengalihan jalan dan wisatawan yang entah dari mana-mana menambah acara macet hari ini.
Jangan ditanya seperti apa rupa Malioboro hari ini.
Kacau balau... rame.. seperti pasar.
Aku geleng-geleng kepala ketika memarkir kuda besiku dan melihat manusia-manusia yang ada disana.
Malioboro benar-benar punya magis... :D
Aku bahkan sampai bingung mau jalan kemana, setelah barang kudapat, aku memilih duduk di trotoar dan mengamati orang-orang yang berseliweran.
Menikmati melihat kotak-kotak besi itu berjalan seperti keong, yang anehnya tetap tertib tanpa banyak suara klakson, tidak ada yang terburu-buru, bahkan si bapak polisi mengatur lalu lintas sambil bermain sms, canggih.. :)
Iseng-iseng kuperhatikan kotak-kotak besi itu, tidak tahu kenapa setiap ada yang lewat, aku melihat plat nomornya.
B, AD, H, L, F, W, KB, BM, BG, K, E dan banyak lagi.
Yang pasti ada plat AB karena jelas ini di Yogya.
Kebanyakan memenuhi warung-warung makanan dan pusat-pusat perbelanjaan.
Selebihnya... menyebar ke seluruh penjuru kota ini.Kamu memang kota yang tak terlupakan, bahkan orang-orang ini rela menempuh perjalanan jauh hanya untuk makan di warung-warungmu dan menghabiskan uangnya di lapak-lapakmu, antri menikmati macetnya suasana, menghabiskan waktu berjam-jam dari rumahnya yang puluhan, ratusan bahkan ribuan kilometer itu hanya demi sebuah cerita dan senyumanmu
Yogya.. Yogya...
0 comments:
Post a Comment