Bergerak atau Diam
Monday, October 18, 2010
Jadi aku punya teman, orangnya cukup sibuk dengan pekerjaannya. Biasa sih, ceritanya juga biasa - biasa saja. Tentang orang yang sibuk.
Ini ibukota, kalau kau tidak sibuk, kamu mati atau jobless.
Pernah dia kepikiran untuk pindah dari kerjaannya yang sekarang dikarenakan waktu untuk dirinya sendiri bahkan tidak ada.
Senin sampai Jum'at, bukan office hour. Paling cepat pulang jam 10 malam, weekend sabtu-minggu harusnya adalah saat untuk bersenang-senang.
Tapi sabtu dia disibukkan dengan tugas ekstensi kantor, dan minggu... membuat laporan untuk diterbitkan senin. Hectic.
Sebetulnya selama kita nyaman dengan apa yang kita kerjakan, semuanya akan terasa lebih mudah.
Hanya 2 hal yang paling sering membuat orang "khususnya yang belum menikah" untuk pindah dari kerjaannya. Lingkungan dan Gaji.
Sayangnya, temanku itu terkena yang ketiga, diperbudak pekerjaan.
Dia mulai mengeluh tentang weekend yang dihabiskannya untuk bekerja, mulai berpikir untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
Lebih baik dalam artian waktu, soal lingkungan kerja, dia tidak ada masalah, apalagi soal gaji, cukup untuk selalu mentraktir saya kalau ketemu.
Sudah beberapa kali dia bilang, aku pengen pindah, aku mulai stres, makan aja sampai lupa, sampai gak bernafsu.
Banyak lagi....... dan selalu ada kata 'TAPI'.
'Aku pengen pindah tapi masih bingung mau kerja apa'
Terakhir dia menyuruhku untuk memberinya semangat agar keluar dari pekerjaannya.
Karena dia juga meminta saranku, yang keluar hanyalah 'ya udah, segera keluar'.
Tidak membantu katanya, jelas-jelas dia memintaku memberi semangat untuk keluar dari pekerjaannya, ataukah hanya ironi untuk memberinya semangat agar bertahan di pekerjaannya.. ah gak taulah, aku tidak pandai beretorika.
Terlalu banyak tapi, terlalu banyak hitung-hitungan, terlalu banyak argumen.
Jadi orang nekad sekali-sekali tidak apa-apa kan.
Mungkin juga aku tidak memberi solusi, menyarankan seseorang untuk jadi pengangguran.
Sekali lagi, semuanya tentang pilihan.
Mudah memang mengatakannya, lebih mudah memang menyarankan saja. Membantu pun tidak, cuma menambah masalah.
Setiap orang punya pilihan, dan pilihan selalu berbarengan dengan resiko
Seperti kata Caknun : Ketika anda akan masuk hutan lalu anda berdebat tentang apa saja yang akan anda temui selama dalam hutan, percayalah, anda tidak akan masuk hutan.
Kalau mau masuk hutan, masuk aja. persoalan ketemu macan, mau ketemu ular, tersesat, ya sudah dihadapi. Mati atau selamat, itu sudah urusan tuhan, tinggal pilihan kita, mau mati atau mau selamat.
Kalau mau keluar, ya keluar aja. Tinggal memilih, mau lebih baik atau pasrah.
Dilema.. pasti.
Orang susah nyari kerjaan, ada yang nganggur bertahun-tahun belum dapat kerja.
Mungkin akan banyak yang mencibir, bodohnya kamu, pekerjaan bagus kok ditinggal.
Mungkin aku juga akan mencibir, bodoh, kalau hanya gara-gara kerjaanmu kau membunuh dirimu pelan-pelan.
0 comments:
Post a Comment