Sandiwara Ini
Wednesday, May 13, 2009
Pernah merasa ingin membanting TV...?
Itulah yang kurasakan belakangan ini, setiap lihat TV, bawaannya emosi terus.
Pasti ada terus komen yang gak enak didengar, tapi tetap diucapin.
Belakangan ini, lihat TV jadi tambah dosa.. huehehehe
Berita-beritanya sangat... sangat...
Ah gak tahu mau bilang apa..
nggilani....!!!! :D
Dari kasus Artis yang diculik (entahlah), begitu kata ibunya yang lalu dibantah oleh oknum si penculik.
Keponakanku yang umur 7 tahun aja sampe ngerti jalan cerita dari awal sampai akhir.. sampai bisa memberi opini...!!
"Tulang, jahat banget ya tu orang"
What...!!! emang udah pernah wawancara langsung apa tu artis, apa tu penculik juga pernah nongol di TV..?lha setau aku yang ngomong di media tu ibunya doank ma orang2 yang tidak jelas...
Ibunya terus yang gembar - gembor di media (dulu kok gak liat2 mau dikasih ma siapa tu anaknya, aneh..)
Sampai seorang teman menulis di blog tentang ibu. (gak tau inspirasinya dari sini ato dari mana..)
TV akhirnya jadi sasaran mengumpat..
Pindah channel, tayangan kriminal lagi.. kali ini kasus kakap, melibatkan pangeran berkuda putih yang tersandung gara2 kasus cinta segitiga dengan seorang caddy sampai menewaskan seseorang.
Muncullah isu-isu di berita, dari persekongkolan, jebakan, adanya kepentingan2 para elit, sampai campur tangan pihak asing.
Banyak kejanggalan dan semua orang berpendapat... (entahlah benar ato salah, yang penting komentar)
Media mengangkatnya besar-besaran, lha blm ketahuan juga yang benar yang mana.
Opini sudah kemana-mana, tebak2 buah manggis, langsung memberi penilaian... men-cap seseorang..
Lagi-lagi mengumpat..
Paling membuatku malas membuka TV adalah politik yang terakhir ini berkembang di Indonesia.
Inilah sandiwara terbesar yang membuatku ingin membanting TV.
Apa-apaan sikap para petinggi yang disana, ngomongin nasib rakyat sambil makan kacang. (itulah mengapa aku tidak ingin berpolitik).
Apalagi ketika gonjang-ganjing cawapres belakangan ini, terjadi perpecahan koalisi tapi tidak berapa lama sudah mesra lagi.
Hah... seperti menonton monolog saja, film bisu.
Koalisi untuk cari kursi..
Seperti sebuah tambal sulam yang jelas2 merasa bisa jadi bola besar padahal dimana-mana bolong..
Jadi mengumpat lagi deh.. :P
Sekali lagi, media (terutama TV) mempertontonkan sebuah sinetron panggung... hee..
Dan sekali lagi penonton disuguhkan sajian yang membuat geleng-geleng kepala sambil memikirkan komentar apa yang paling tepat untuk adegan selanjutnya...
"kekuatan media setingkat dibawah Tuhan, bisa membunuh dan menghidupkan."
Seperti lagunya GIGI yang berjudul Ya Ya Ya...
Akulah sempurna
Akulah idaman
Aku yang kau cari
Aku yang penuhi
Kau tahu semua itu
Kau pun tlah merasakannya
Kau pun tlah mengakuinya
Terima saja terima
Menunggu itu bosan
Bosan yang memusingkanku
Coba saja kau merasakan
Terima saja terima
Apa sih yang kau tunggu
Apa sih yang kau mau
Langsung saja
Coba katakan ya
Coba katakan ya
Coba katakan ya setuju
Kau pikir aku santai
Kau pikir aku sabar
Langsung saja
Coba katakan ya
Coba katakan ya
Coba katakan ya setuju
Akhir - akhir ini sering banget denger lagu ini.. mantab...!!!
Kebutuhan akan sebuah pengakuan, tapi disampaikan secara jujur, blak2an, tapi tidak lebay.
Adakah yang mau menjawab Ya Ya Ya di media...?
gak nyambung ya.. :P
0 comments:
Post a Comment